Menelusuri 6 Ilmuwan Muslim dan Warisan Ilmiahnya: Dari Parfum Hingga Sabun

Para ilmuwan muslim selain menciptakan banyak terobosan di bidang ilmu pengetahuan, mereka juga menghasilkan banyak temuan praktis yang sampai sekarang bisa dirasakan oleh seluruh manusia. Apa aja penemuan mereka? simak ulasan di bawah ini!
1. Jabir bin Hayyan: Konsep Aqua Regia (pemurnian emas)

Seorang ilmuwan muslim sedang meracik zat kimia. (Image by Chatgpt)
Jabir Ibnu Hayyan, yang dikenal di dunia Barat sebagai Geber, adalah seorang ilmuwan dan filsuf terkemuka dengan nama lengkap Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan Al Azdi.
Berawal dari minatnya, Jabir merintis karir dan berkembang menjadi ahli kimia yang bisa jadi berkat latar belakang ayahnya sebagai peracik obat. Berikut temuan-temuan hasil kerjanya:
- Menemukan istilah Alkali. Konsep alkali dalam kimia merujuk pada senyawa atau zat yang memiliki sifat basa kuat dan umumnya mudah larut dalam air. Kata “alkali” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “abu”, karena abu seringkali bersifat basa.
- Mengembangkan teori “Keseimbangan Alam” yang ia peroleh dari konsep Mizan yang ada di akhirat. Menurutnya, perubahan zat kimia dipengaruhi oleh panas, dingin, lembab, dan kering.
- Menemukan konsep Aqua Regia. Yaitu dengan mencampurkan 2 asam pekat (asam klorida & asam nitrat) untuk melarutkan logam hingga didapatkan logam emas murni.
- Menemukan banyak zat kimia baru, yaitu: Asam Klorida (HCL), Asam Nitrat (HNO₃), teknik Distilasi (Teknik ini memisahkan campuran dengan memanfaatkan perbedaan titik didih tiap zat penyusunnya.) dan teknik Kristalisasi (Teknik ini memurnikan atau memisahkan zat padat dari larutan dengan cara membentuk kristal padat.)
- Orang yang pertama kali menemukan Asam Belerang/Asam Sulfat (H2SO4)
- Meskipun tidak langsung digunakan oleh masyarakat, asam sulfat adalah bahan baku penting dalam produksi berbagai barang yang kita gunakan, seperti:
- Pupuk: Bahan utama dalam pembuatan pupuk superfosfat dan amonium sulfat.
- Baterai: Cairan elektrolit pada aki mobil.
- Deterjen: Komponen dalam beberapa deterjen.
- Penyulingan Minyak Bumi: Digunakan untuk menghilangkan pengotor.
- Jabir menemukan instrumen penggunaan kimia bernama Retort, yaitu bejana distilasi berleher panjang untuk proses distilasi, terutama dalam menghasilkan asam.
2. Al Kindi: Penyulingan Parfum

Alat-alat penyulingan untuk menghasilkan parfum. (image by chatgpt)
Al-Kindi, dengan nama lengkap Abu Yusuf Yaqub bin Ishaq bin Shabbah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin al-Asy’ath bin Qais al-Kindi, adalah seorang ilmuwan Muslim polimatik yang lahir di Kufah, Irak, pada tahun 801 M dan wafat pada 866 M. Dia dikenal sebagai salah satu pemikir terbesar dalam sejarah peradaban manusia, khususnya di bidang kedokteran.
Keahlian Al-Kindi mencakup beragam disiplin ilmu, antara lain:
- Matematika: Geometri dan aritmatika.
- Astronomi dan Astrologi.
- Fisika dan Meteorologi.
- Kedokteran dan Psikologi.
- Musik: Ia mengembangkan teori musik berdasarkan prinsip aritmatika.
- Filsafat
Berkat kepakarannya yang luas, Al-Kindi diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan. Berikut beberapa teori & temuannya dalam berbagai bidang:
- Al-Kindi berpendapat dalam tesisnya bahwa warna biru langit bukanlah warna intrinsik langit itu sendiri. Sebaliknya, ia menjelaskan bahwa warna biru tersebut berasal dari pantulan cahaya yang dihasilkan oleh uap air dan partikel debu yang tersuspensi di atmosfer.
- Tesis Al-Kindi menguraikan metode kimiawi pembuatan parfum. Ia merinci bahan, proses penyulingan, dan teknik pencampuran untuk menciptakan beragam aroma, termasuk minyak kasturi (misk), mawar, dan melati. Selain itu, Al-Kindi juga menjelaskan secara ilmiah berbagai proses kimia penting seperti penyaringan dan penyulingan, bahkan hingga membahas butir-butir debu yang melayang di udara.
- Orang yang menggunakan musik sebagai media untuk mengobati beberapa penyakit kejiwaan.
3. Al Battani: Menemukan Jumlah Hari Dalam Setahun

Seorang ilmuwan muslim sedang mengamati bintang. (image by chatgpt)
Nama lengkap Al-Battani adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn Sinan al-Raqqi al-Harrani al-Sabi al-Battani. Di Eropa, ia dikenal dengan nama Albategnius. Penemuan Al Battani yang paling berkesan dan bermanfaat hingga sepanjang masa adalah menentukan jumlah hari dalam setahun. Adapun jumlha hari dalam setahun menurut Al Battani adalah 365,24 hari.
4. Ar Razi: Membuat Sabun Modern

Seorang ilmuwan muslim sedang mendiagnosis penderita cacar. (image by chatgpt)
Syaikh Ar Razi memiliki nama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi, atau dikenal di Barat sebagai Rhazes. Berikut teori dan temuannya:
- Dikenal karena menerapkan kimia dalam kedokteran, Ar-Razi mampu mengobati penyakit dengan memicu reaksi di dalam tubuh pasien. Ia juga memiliki bakat dalam menemukan wewangian (cologne) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
- Ar-Razi adalah salah satu ilmuwan Muslim pertama yang berhasil mendiagnosis dan mengobati penyakit cacar. Karyanya yang berjudul Al-Judar wal Hasbah (Cacar dan Campak) merupakan buku terawal yang membedakan cacar dan campak sebagai dua wabah terpisah, menjadikannya uraian paling terpercaya tentang kedua penyakit tersebut.
- Menurut Ar-Razi, demam merupakan reaksi yang menunjukkan perlawanan tubuh terhadap infeksi.
- Temuan Ar-Razi yang paling signifikan adalah alkohol (etanol) murni. Ia juga merupakan orang pertama yang berhasil membuat asam sulfur.
- Ar Razi mengembangkan sabun dengan menambahkan aromatik ke dalam formula lemak hewan dan sodium hidroksida dan hasilnya menjadi sabun modern yang sekarang dipakai oleh seluruh manusia.
5. Al Biruni: Keliling Bumi

Seseorang sedang mengukur sesuatu. (image by chatgpt)
Kepiawaian dan kecerdasan Al-Biruni mendorongnya untuk lebih mendalami ilmu astronomi, khususnya dalam menaruh perhatian besar pada kemungkinan gerak Bumi mengelilingi Matahari.
Al-Biruni berhasil mengukur keliling Bumi menggunakan metode sederhana, dan hasilnya hanya meleset kurang dari 1% dari perhitungan modern. Ia menyimpulkan keliling Bumi adalah 25.000 mil, sangat mendekati angka modern 24.901 mil.
6. Ibnu Sina

Seorang ilmuwan muslim sedang membuat alat-alat kedokteran. (image by chatgpt)
Ibnu Sina, seorang ilmuwan Muslim terkemuka, diakui luas sebagai “Bapak Kedokteran Modern” karena berkat pemikirannya cemerlangnya yang menjadi fondasi ilmu kedokteran saat ini. George Sarton bahkan memujinya sebagai “Ilmuwan Paling Terkenal, Salah Satu yang Paling Terkenal Pada Semua Bidang, Tempat, dan Waktu.”
Karya-karya monumentalnya, “The Book of Healing” dan “The Canon of Medicine” (dikenal juga sebagai Qanun Fit Thibb), telah menjadi referensi utama dalam dunia kedokteran selama berabad-abad hingga kini. Beberapa teori dan temuannya yaitu:
- Ibnu Sina menyatakan bahwa penyakit tuberkulosis paru (TBC paru) adalah penyakit yang menular. Ia juga menjelaskan bahwa penularan TBC paru terjadi melalui tanah dan air.
- Ibnu Sina adalah tokoh pertama yang secara rinci menguraikan anatomi tubuh manusia. Dalam karyanya, “The Canon of Medicine”, ia menjelaskan bahwa anggota tubuh dan komponennya sebagian besar berasal dari cairan, seperti halnya humor yang terbentuk dari campuran aliments. Aliments sendiri, menurutnya, terutama terdiri dari campuran “elemen”. Ia membedakan antara anggota tubuh yang sederhana dan majemuk.
- Ilmuwan pertama yang mendeskripsikan bagaimana pentingnya tidur. Menurut Ibnu Sina, tidur adalah bentuk istirahat terbaik untuk tubuh dan pikiran. Ia juga berpendapat bahwa kurang tidur bisa menyebabkan tubuh kekurangan energi dan melemahkan mental.
- Memberikan detail rinci bagaimana step by step melakukan operasi gigi.
- Menuliskan bagaimana pengaruh imun untuk melawan berbagai jenis penyakit. Menurutnya, sistem imun tidak bisa dibangun secara instan. Jika sistem imun sedang down, maka terapi penyembuhan terhadap suatu penyakit akan semakin melambat.
- Ibnu Sina memberikan teori bahwa kesehatan psikis sangat mempengaruhi kesehatan badan secara menyeluruh.
Para ilmuwan Muslim pada masa keemasan Islam telah memberikan kontribusi luar biasa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, mulai dari kedokteran, kimia, astronomi, hingga teknik, dengan penemuan-penemuan seperti parfum, sabun, alat bedah, hingga lensa optik.
Temuan-temuan ini tidak hanya menjadi dasar bagi ilmu modern, tetapi juga menunjukkan bahwa Islam mendorong pencarian ilmu sebagai bagian dari ibadah. Maka sudah sepatutnya kita meneladani semangat keilmuan mereka, mengembangkan potensi diri, serta menjaga warisan intelektual Islam dengan terus belajar, berkarya, dan memberi manfaat bagi masyarakat luas.
Referensi:
- Lia Lindawati, Jurnal Artikel: “Integrated Lab Journal“, Vol. 09, No. 02.
- Qanun Fit Thibb karya Ibnu Sina
- Laili Sahlah, PERAN IBNU SINA DALAM PENGEMBANGAN SAINS ISLAM DI PERSIA (980–1037 M), Skripsi.
- Fadlou Sehadi. Philosophies of Music in Medieval Islam. 1995. Leiden