Bikin Merinding! Mukjizat Nabi Hizqil di Kampung Wabah: Ketika Mayat Hidup Kembali

Nabi Hizqil bin Budzi cukup jarang didengar oleh kaum muslimin baik kisah hidupnya maupun mukjizat yang dimilikinya. Nabi Hizqil adalah Rasul yang diutus oleh Allah untuk berdakwah di suatu kampung yang dulunya terkena wabah. Namun, yang bikin bergidik adalah bagaimana mayat-mayat yang sudah lama mati terkena wabah bisa hidup kembali. Penasaran? simak artikel di bawah ini!
1. Identitas Nabi Hizqil

Seorang misterius berjubah. (image by chatgpt)
Nama lengkapnya adalah Hizqil bin Budzi, putra dari Al Ajuz. Nabi Hizqil diutus setelah Nabi sebelumnya wafat yaitu Nabi Kalib bin Yufana. Nabi Kalib adalah murid dari Nabi Yusya’ dan Nabi Yusya’ sendiri adalah murid dari Nabi Musa as. Adanya kisah dari Nabi Hizqil diambil dari Tafsir Ibnu Katsir pada QS. Al Baqarah ayat 243 yang berbunyi:
Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dalam jumlah ribuan karena takut mati? Lalu, Allah berfirman kepada mereka, “Matilah kamu!” Kemudian, Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah Pemberi karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
2. Wabah di Kampung Dawardan

Sebuah perkampungan yang terkena wabah penyakit menular. (image by Chatgpt)
Bani Israil terbagi menjadi banyak komunitas dan salah satu kampungnya bernama Dawardan. Penduduk kampung Dawardan hidup seperti komunitas manusia lainnya, mereka bekerja, beternak, bertani, dan bersosialisasi seperti pada umumnya.
Namun, suatu ketika muncul Tha’un/wabah yang menjangkiti pusat kampung Dawardan. Banyak penduduknya mengungsi ke pinggiran kampung karena tak tahu bagaimana cara menghadapi wabah ini. Maklum saja, saat itu belum ada tabib dan masing-masing mereka beranggapan bahwa itu adalah kutukan, perbuatan makhluk halus, hingga murka dari tuhan.
Banyak penduduk yang tewas saat itu, namun penduduk yang memilih tinggal dan berdiam diri di rumah juga banyak yang selamat. Setelah wabah/tha’un dihilangkan oleh Allah, penduduk yang tadinya melarikan akhirnya kembali juga ke kampung.
**Perlu diketahui, penduduk yang memlih bertahan memiliki kondisi yang teramat buruk dan memperihatinkan. Stok makanan habis, hidup dalam keterbatasan, tak ada obat, dan harus survive dalam keadaan yang begitu menyesakkan.
Begitu melihat para penduduk yang selamat karena melarikan diri kembali ke kampung, para penyintas yang memilih bertahan kurang lebih berkata:
“Mereka beruntung banget yaa. Bisa bertahan dan kembali ke kampung dalam keadaan sehat dan tidak kekurangan apapun. Sementara kita harus bertahan dengan susah payah sampai kekurangan makanan.”
3. Azab melarikan diri dari wabah

Beberapa penduduk yang berada di suatu lembah dalam keadaan ketakutan. (image by chatgpt)
Pada tahun berikutnya, Tha’un datang lagi dengan gelombang serangan yang lebih parah. Kurang lebih 30.000 penduduk melarikan diri ke sebuah tempat bernama lembah Afih. Sebenarnya ada aturan tak tertulis yang mengatakan bahwa jika ada Tha’un yang menyerang sebuah daerah, maka tindakan yang paling tepat adalah dengan melakukan lockdown atau isolasi diri agar wabah tak menyebar secara luas.
Malaikat yang mengawasi penduduk di lembah Afih dari atas lembah dan bawah lembah berteriak serentak: “Matilah Kalian!”
Tak berselang lama, lembah Afih meninggalkan pemandangan yang begitu mengerikan. Nampak jasad bergelimpangan, tulang belulang berserakan, hingga bau busuk yang menyengat. Hal ini berlangsung lama hingga lewatlah seorang Nabi.
Dari pendapat yang masyhur, ada seorang Nabi bernama Nabi Hizqil melewati lembah Afih sambil menyaksikan pemandangan mengerikan ini.
4. Bangkitnya para mayat

Beberapa manusia yang tidur dan beberapa diantaranya bangun dalam keadaan banyak tanah ditubuhnya. (image by chatgpt)
Nabi Hizqil duduk dan termenung sambil memikirkan apa yang terjadi pada tempat ini. Allah SWT kemudian menurunkan wahyu kepada Nabi Hizqil:
“Apakah engkau ingin tahu, bagaimana Aku menghidupkan mereka?”
“Iya”, jawab Nabi Hizqil.
Alasan Nabi Hizqil terdiam dan termenung adalah karena merasa kagum dan takjub melihat kedigdayaan Allah membumihanguskan sebuah populasi penduduk besar secara serentak.
“Serulah!”, perintah Allah kepada Nabi Hizqil
“Wahai tulang-belulang, sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk menyatu!”
Tiba-tiba terjadi peristiwa menakjubkan. Tulang belulang yang berserakan dengan perlahan seperti menyusun dirinya sendiri hingga menjadi susunan kerangka yang utuh tanpa balutan daging.
“Wahai tulang belulang. Sesungguhnya Allah menyuruh agar engkau membalut dirimu dengan daging!” Seru Nabi Hizqil.
Tulang belulang yang tadinya sudah menjadi satu, perlahan muncul syaraf, dibalut dengan otot dan daging, dan organ-organ yang menyertainya. Akhir dari tahap ini terlihat sosok tubuh manusia yang utuh lengkap dengan pakaian yang mereka kenakan dulu.
“Wahai jasad-jasad manusia. Sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk bangkit!” Sabda nabi Hizqil.
Setelah sabda terakhir ini, penduduk yang mati di lembah Afih kembali menjadi sedia kala dan hidup sehat. Mereka kembali ke kampungnya dan akhirnya mati kembali sesuai dengan takdir yang telah ditentukan.
Epilog:
Ada beberapa perbedaan jumlah penduduk Dawardan yang mati di lembah Afih. Ibnu Abbas menyebutkan nominal 4.000, 8.000, hingga 40.000 orang.
Referensi:
Bidayah wan Nihayah Bab Nabi Hizqil bin Budzi
Qishasul Anbiya karya Ibnu Katsir