Tidur Dengan Mayat: Kisah Khalifah Yazid dan Perempuan Penghibur

Khalifah Yazid bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam Al Umawi awalnya adalah khalifah Daulah Umayyah yang baik-baik saja dan mementingkan urusan umat islam. Khalifah satu ini sangat menghargai peninggalan khalifah sebelumnya, yaitu Umar bin Abdul Azis. Saking hormatnya, Yazid bahkan memerintahkan semuanya untuk mengikuti jalannya pemerintahan sesuai dengan yang Umar bin Abdul Azis canangkan selama ini.
Namun, semuanya seketika berubah saat dia melakukan rikhlah atau perjalanan selama 40 hari. Perjalanan itulah yang menjadi awal kehancuran bagi dirinya sendiri. Bagaimana kisah selengkapnya? simak penjelasan di bawah ini!
1. Bertemu Wanita Penyair

Seorang wanita dan raja yang sedang mabuk. (image by chatgpt)
Untuk mengurus beberapa masalah di wilayah kekuasaan Daulah Umayyah, Yazid diharuskan untuk menyelesaikannya sendiri di bawah komandonya langsung. Perjalanan ini membutuhkan waktu selama 40 hari dan singgah di beberapa tempat.
Di tengah perjalanannya, tiba-tiba muncul seorang wanita yang bisa disebut gadis desanya wilayah tersebut. Wanita ini menari dengan lenggoknya sambil menyanyikan syair demi syair yang membuat Khalifah Yazid mabuk kepayang dibuatnya. Yazid yang sudah tak mampu menahan hasratnya ingin berduaan dengan wanita penggoda tadi akhirnya menyuruh semua bawahannya untuk melaksanakan shalat berjamaah, agar dia bisa segera bermesraan dengan si wanita ini.
Yazid kemudian memanggil pembantunya dan berkata: “Celaka, katakan kepada kepala polisi untuk shalat berjama’ah”.
2. Tidur Dengan Mayat

Seorang raja yang tidur dalam keadaan stres dan sedih. (image by
Hari demi hari ia habiskan hanya untuk berduaan dengan si gadis desa. Saling menari bersama, mabuk-mabukan, saling menyuapi, dan menghabiskan jam demi jam hanya untuk berduaan. Yazid melalaikan urusan umat islam dan urusan kerajaan terabaikan.
Saat lagi senang-senangnya menari dan bernyanyi, Yazid melemparkan sebutir anggur ke mulut si penyair yang memang sedang terbuka. Sebutir anggur ini langsung masuk ke tenggorokan dan menyumbat saluran pernafasannya hingga akhirnya tersedak sampai mati.
Yazid teramat sedih dan kehilangan si wanita penghibur. Gilanya, Yazid sampai menahan jasad si wanita bersamanya hingga 3 hari lamanya. Jasad yang tak terurus ini akhirnya menimbulkan bau busuk dan Yazid lebih memilih untuk menguburnya.
Maslamah, saudaranya Yazid sampai mencela kebiasaan itu. Hari demi hari Yazid habiskan hanya untuk bersedih dan menziarahi kuburan si penyair. Hal ini ia lakukan sampai menjadi stres dan akhirnya meninggal dunia di Qina, pada bulan Sya’ban tahun 105 H dalam keadaan meratapi wanita penghibur.
Betapa menyedihkannya kehidupan sang khalifah yang awalnya berakhlak baik dan mengagumi Umar bin Abdul Azis namun berakhir sangat menyedihkan. Sudah seharusnya seorang khalifah harus mementingkan urusan sosial daripada hanya bersenang-senang. CItra baik yang sudah dibangun hanya akan hancur seketika jika hanya memetingkan hasrat dan nafsu semata.
Referensi:
- Siyarul Alamin Nubala karya Imam Adz Dzahabi
- Tarikhul Khulafa’ karya Imam As Suyuthi